Tuesday, January 19, 2016

Islam

✅Dr. ZAKIR NAIK✅

Jumpa  Saudara dan Sahabat Muslim semua..๐Ÿ’š
✅Mohon..⬇

✔1⃣ Jangan tulis TUHAN
Mohon selalu Tulislah  "Allah"
Karena tidak ada penyebutan Tuhan pada Kitab suci AlQur-an.
✔2⃣ jangan katakan  "Mosque"
Selalu katakan "Masjid"
Karena Organisasi Islam telah menemukan bahwa arti Mosque itu, nyamuk.

✔3⃣ Jangan tulis  "Mecca"
Selalu tulislah dengan benar
"Makkah" karena
Mecca itu berarti Rumah Anggur

✔4⃣ Jangan tulis "Mohd"
Selalu tulislah dengan lengkap
"Muhammad" karena
Mohd berarti anjing yang bermulut besar.

✅ Jika anda punya paket (kuota),
✅ Tolong sampaikan hal ini ke Sahabat-sahabat Muslim kita.

ุงู„ุฑุฌุงุก ุงุฑุณุงู„ู‡ุง ุงู„ู‰ ุงุตุฏู‚ุงุฆูƒ ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู†

✊✊Populasi Muslim ✊✊

1⃣ Afghanistan 100%
2⃣ Albania 75%
3⃣ Algeria 99%
4⃣ Angola 25%
5⃣ Argentina 2%
6⃣ Australia 2.09%
7⃣ Azerbaijan 93%
8⃣ Bahrin 100%
9⃣ Bangladesh 85%
๐Ÿ”Ÿ Bhutan 5%
1⃣1⃣ Brazil 0.6%
1⃣2⃣ Burma 10%
1⃣3⃣ Canada 1.48%
1⃣4⃣ Cntral africn 55%
1⃣5⃣ China 11%
1⃣6⃣ Egypt 94%
1⃣7⃣ Ethopia 65%
1⃣8⃣ Fiji 11%
1⃣9⃣ France 7%
2⃣0⃣ Georgia 11%
2⃣1⃣ Germeny 3.4%
2⃣2⃣ Greece 1.5%
2⃣3⃣ Guinea 95%
2⃣4⃣ Guyana 15%
2⃣5⃣ Hongkong 1%
2⃣6⃣ India 14%
2⃣7⃣ Indonesia 85%
2⃣8⃣ Iran 99%
2⃣9⃣ Iraq 97%
3⃣0⃣ Isreal 14%
3⃣1⃣ Italy 1%
3⃣2⃣ Japan 1%
3⃣3⃣ Jordan 95%
3⃣4⃣ Kenya 30%
3⃣5⃣ Kuwait 89%
3⃣6⃣ Lebanon 70%
3⃣7⃣ Libya 100%
3⃣8⃣ Maldives 100%
3⃣9⃣ Malasiya 52%
4⃣0⃣ Mauritius 19.5%
4⃣1⃣ Mayotte 99%
4⃣2⃣ Nigeria 75%
4⃣3⃣ Oman 100%
4⃣4⃣ Pakistan 97%
4⃣5⃣ Phillipines 14%
4⃣6⃣ Qatar 100%
4⃣7⃣ Romania 20%
4⃣8⃣ Russia 18%
4⃣9⃣ Saudi arab 100%
5⃣0⃣ Singapore 17%
5⃣1⃣ Somalia 100%
5⃣2⃣ Sri lanka 9%
5⃣3⃣ Sudan 85%
5⃣4⃣ Syria 90%
5⃣5⃣ Tazakistan 85%
5⃣6⃣ Tanzania 65%
5⃣7⃣ Thailand 14%
5⃣8⃣ Tunisia 98%
5⃣9⃣ Turkey 99.8%
6⃣0⃣ UAE 96%
6⃣1⃣ UK 2.5%
6⃣2⃣ USA 3.75%
6⃣3⃣ Uzbekistan 88%

๐Ÿ€ Dimana Rasul-rasul itu berasal..???

✔Adam(Alaihi Salam) - Sri Lanka
✔Nooh(Alaihi Salam) - Jordan
✔Shoaib(Alaihi Salam) - Syria
✔Saleh(Alaihi Salam) - Lebanon
✔Ibrahim(Alaihi Salam) - Palestine and died in iraq
✔Ismail(Alaihi Salam) - Saudi Arabia
✔Yakoob(Alaihi Salam) - Palestine
✔Yahya(Alaihi Salam) Palestine
✔Zakariya (Alaihi Salam) Palestine
✔Ishaq(Alaihi Salam) - Palestine
✔Yusuf(Alaihi Salam) - Palestine
✔Looth(Alaihi Salam) - Iraq
✔Ayub(Alaihi Salam) - Jordan
✔Hood(Alaihi Salam) - Yamen
✔Nabi-Muhammad (Shallallaahu Alaihi Salam) - Saudi Arabia

๐Ÿ“Usia para Rasul๐Ÿ“

✅Adam(Alaihi Salam) - 1000 Yrs
✅Nooh(Alaihi Salam) - 950 Yrs
✅Shoaib(Alaihi Salam) - 882 Yrs
✅Saleh(Alaihi Salam) - 586 Yrs
✅Zakariyya(Alaihi Salam) - 207 Yrs
✅Ibrahim(Alaihi Salam) - 195 Yrs
✅Sulayman(Alaihi Salam) - 150 Yrs
✅Ismail(Alaihi Salam) - 137 Yrs
✅Yakoob(Alaihi Salam) - 129 Yrs
✅Musa(Alaihi Salam) - 125 Yrs
✅Ishaq(Alaihi Salam) - 120 Yrs
✅Haroon(Alaihi Salam) - 119 Yrs
✅Yusuf(Alaihi Salam) - 110 Yrs
✅Eesa(Alaihi Salam) - 40 Yrs
✅NABI MUHAMMAD (Shallallaahu Alaihi Salam) - 63 Yrs

✔Tolong pesan ini jangan hanya disimpan di hp anda, sebarkanlah pengetahuan ini.
๐ŸŽพ๐ŸŽพ๐ŸŽพ Tolong baca pesan ini sampai selesai.
Anda begitu susah meluangkan waktu untuk Allah; Tetapi Allah selalu mencintai dan memberkatimu. Allah selau bersamamu. Saya berharap anda meluangkan 30 menit waktu anda dengan Allah hari ini.. Bukan sembahyang, hanya sekedar memujinya.

Hari ini saya ingin pesan ini telah melintasi dunia sebelum tengah malam. Bisakah anda membantu? Tolong jangan putus rantainya.
Allah selalu membantu anda pada semua hal yang anda butuhkan. Jadi tolong  tunda segala sesuatu dan jalankan hal ini. jangan putus rantainya. Kirim pesan ini ke 14 teman dalam 10 menit.

Mengapa kita merasa ngantuk ketika Sholat? Tetapi tetap terjaga selama 3 jam pemuataran film.
Mengapa kita begitu bosan ketika memandangi Kitab Suci? Tetapi begitu santai ketika membaca buku-buku yang lain.
Mengapa Begitu mudah mengabaikan suatu pesan tentang Allah? Namun kita mudah menyampaikan pesan yang buruk/lucu.
Mengapa Masjid-masjid itu jadi lebih kecil? Tetapi bar dan klub malam meluas.
Mengapa begitu mudah Mengidolakan (memuja) Selebriti? Tetapi sangat sulit akrab dengan.

Pikirkan tentang hal ini, Apakah Anda akan menyampaikannnya? Atau Anda akan mengabaikannya karena anda berpikir akan ditertawakan?

Sampaikan hal ini ke Seluruh teman/Kontak Anda.
Saya tahu, mungkin 80% diantara Anda tidak menyampaikan hal ini; Jadi, jadilah Anda diantara yang 20% yang mungkin menyampaikan.

Ingatlah; Allah (Subhanahu Wa Taala) Berfirman: Jika Kalian Mengingkariku di depan Teman-teman kalian, Aku akan Mengingkari kalian pada Hari Pembalasan:

Ketika satu pintu tertutup, Allah membukakan yang kedua; Jika  Allah telah membuka pintu-pintu untuk Anda, Kirimlah pesan ini untuk setiap orang  termasuk saya...

Allah tidak memiliki BLACKBERRY, tapi Dia adalah Kontak paforit saya...

Allah tidak ada di TWITTER, tetapi aku masih mengikutinya dan akan mengikutinya selamanya...

Allah tidak ada di WHATSAPP,  tapi Dia selalu online...
Jadi sekalipun tidak ada  INTERNET, Saya akan selalu terhubung dengannya...

Tolong sampaikanlah pesan ini ke seluruh kontak Anda sekarang!
[5/31, 6:40 AM]: *telah dikatakan, bahwa ketika Malaikat Maut mengambil ruh (nyawa) dari tubuh yang telah meninggal dunia….. itu adalah pengalaman yang sangat menyakitkan. Mereka berkata bahwa ketika Orang mati bangkit pada hari Qiyamat, pengaruh dari ruh yang telah diambil akan tetap disana. Oleh karenya, Allah telah memberitahukan kepada kita untuk membaca  Ayatul-Kursi setiap selesai Sholat Fardhu dan itu akan meneguhkan yang membacanya, Ruh mereka akan dicabut sebagaimana Anda mencabut  sehelai rambut dari gundukan tepung. Akan begitu ringan rasanya, Masha Allah! Semoga Allah Menyelamatkan kita dari segala macam rasa sakit dan mengizinkan kita Meninggal di atas  Imaan di hati Kita dan menyelematkan kita dari 'Azabnya.  Aameen….
Tidak ada kata yang Seindah Allah. Tidak ada Tauladan yang seindah RasulaLLah (Shallallhu 'alaihi wa sallam). Tidak ada Tuntunan seindah Islam. Tidak nyanyian yang semerdu Adhaan. Tidak ada Darma Seberarti Zakat. Tidak ada ensiklopedi sesempurna Al-Qur'an. Tidak ada Sembahyang sesempurna Salaat. Tidak ada diet sesempurna Puasa. Tidak ada Pengembaraan sesempurna Hajj. Mari kita Wujudkan bahwa Islam it selamanya Indah dan Sempurna,
Silahkan Sampaikan pesan ini untuk mendapatkan dari pertukaran Pengetahuan.


Ini sangat biasa diantara kita, sebagian besar kita berbicara pada waktu Adhaan...
Baca ini..
Rasulullah yang mulia (Shallallahu Alalihi Wasallam) berkata, Hentikan melakukan segal aktivitas selam mendengar Adhaan, meskipun sedang membaca Quran, Orang yang berbicar ketika adzan tidak akan mudah untuk mengucapkan Kalimat Syahadat ketika meninggal.... Silahkan sampaikan pesan ini ke sesame Muslim ... BACALAH DO'A INI UNTUK HIDUP YANG LEBIH BAIK….
Allahumma- inni-ala- dhikrika-wa Shukrika-wa-husni-ibaadatika. Sebuah Do'a yang dahsyat telah dikirim kepada Anda. Apakah Anda berfikir Anda mesti lakukan ini. Bayangkanlah… jika  1000 orang membacanya karena Anda. ุณُุจْุญَุงู†َุงู„ู„َّู‡ ِ !!!
SubhaanaLLaah!!!
๐Ÿ“Œ Bangkitlah segera ketika Anda mendengar ADHAAN, seperti ketika anda mendengar telephon Anda berdering❗

๐Ÿ“ŒBacala QUR'AN dengan BENAR,
Seperti Anda membaca tulisan❗

♣ Takutilah ALLAH, seperti Anda takut KEMATIAN❗

♠ Ingatlah KEMATIAN, seperti Anda 
      Mengingat Nama Anda❗

♦Berapa menit yang diperlukan
   Unutk mengerjakan setiap Sholat❗

๐Ÿ‡"FAJR" 4/6 Menit❗

๐Ÿ‡"ZUHR" 6/8 Menit ❗

๐Ÿ‡"ASR" 6/8 Menit ❗

๐Ÿ‡"MAGHRIB" 5/7 Menit ❗

๐Ÿ‡"ISHAA" 7/10 Menit ❗

๐Ÿ’Total 28/39  Menit  per hari
      dari 24 jam ❓ ๐Ÿ’

♥ Mari Pikirkan tentang hal ini, apakah kita betul-betul menghabiskan waktu kita demi kepentingan                 ALLAH ❓

⚠ 80% orang tida
k ingin menyampaikan pesan ini .


Terkirim dari Samsung Mobile

Monday, January 18, 2016

ISIS

Copas dari group sebelah:
Munculnya ISIS Sudah Diprediksi Oleh Sayyidina Ali 1400 Tahun Lalu..

Fenomena ISIS (Islamic State Of Iraq And Syam) yang makin hari makin ramai belakangan ini, Ternyata sudah diprediksikan kemunculannya oleh Sayyidina Ali Bin Abi Thalib semenjak 1400 tahun yang lalu.

Mohon jangan salah tafsir, Dibawah ini bukanlah hadits, Namun hanya 'Atsar' dari Sayyidina Ali tentang fenomena di akhir zaman, Pendapat Imam Ali ini diabadikan oleh Nuaim Bin Hammad (Wafat Tahun 229 H) dalam kitab fenomenalnya "Al Fitan",

ุงู„ู†ุต ููŠ ูƒุชุงุจ ุงู„ูุชู† ู„ู†ุนูŠู… ุจู† ุญู…ุงุฏ: [ุญุฏุซู†ุง ุงู„ูˆู„ูŠุฏ ูˆุฑุดุฏูŠู† ุนู† ุงุจู† ู„ู‡ูŠุนุฉ ุนู† ุฃุจูŠ ู‚ุจูŠู„ ุนู† ุฃุจูŠ ุฑูˆู…ุงู† ุนู† ุนู„ูŠ ุจู† ุฃุจูŠ ุทุงู„ุจ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„: ุฅุฐุง ุฑุฃูŠุชู… ุงู„ุฑุงูŠุงุช ุงู„ุณูˆุฏ ูุงู„ุฒู…ูˆุง ุงู„ุฃุฑุถ ูู„ุง ุชุญุฑูƒูˆุง ุงูŠุฏูŠูƒู… ูˆู„ุง ุฃุฑุฌู„ูƒู…، ุซู… ูŠุธู‡ุฑ ู‚ูˆู… ุถุนูุงุก ู„ุง ูŠุคุจู‡ ู„ู‡ู…، ู‚ู„ูˆุจู‡ู… ูƒุฒุจุฑ ุงู„ุญุฏูŠุฏ، ู‡ู… ุฃุตุญุงุจ ุงู„ุฏูˆู„ุฉ، ู„ุง ูŠููˆู† ุจุนู‡ุฏ ูˆู„ุง ู…ูŠุซุงู‚، ูŠุฏุนูˆู† ุฅู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ูˆู„ูŠุณูˆุง ู…ู† ุฃู‡ู„ู‡، ุฃุณู…ุงุคู‡ู… ุงู„ูƒู†ู‰ ูˆู†ุณุจุชู‡ู… ุงู„ู‚ุฑู‰، ูˆุดุนูˆุฑู‡ู… ู…ุฑุฎุงุฉ ูƒุดุนูˆุฑ ุงู„ู†ุณุงุก، ุญุชู‰ ูŠุฎุชู„ููˆุง ููŠู…ุง ุจูŠู†ู‡ู…، ุซู… ูŠุคุชูŠ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุญู‚ ู…ู† ูŠุดุงุก]ุง.ู‡ู€

Al Walid dan Rusydin mengabarkan kepada kami dari Ibnu Luhai'ah (Lahi'ah) dari Abu Qabil dari Abu Ruman dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata: "Jika kamu menyaksikan bendera-bendera hitam maka tetaplah di tanah dan jangan menggerakkan tangan-tangan dan kaki-kaki kamu. Kemudian akan muncul satu kaum yang lemah tidak dihiraukan (rendahan), hati mereka bagaikan batangan baja (kaku-keras). Mereka adalah pemilik negara/kekuasaan, mereka tidak setia kepada perjanjian dan kesepakatan, mereka mengajak kepada al haq tetapi mereka bukan ahlinya (yang berpegang teguh kepadanya). Nama-nama mereka menggunakan abu … abu … nisbat mereka kepada desa-desa. Rambut mereka terjulur bagaikan rambut para wanita. Setelah itu mereka berselisih di antara sesama mereka sendiri, kemudian Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendaki."

Perincian Qaul

(1) Mereka orang-orang yang diabaikan/tidak dihargai. Kondisi ini sesuai kenyataan. Tidak ada yang menghiraukan mereka sehingga mereka menduduki separuh Irak dan mengalahkan pemberontak Suriah.

(2) Hati mereka bagaikan batangan baja… Ini juga nyata. Kekakuan hati mereka adalah kenyataan yang disepakati oleh kebanyakan orang.

Kemudian 'redaksi kunci' dalam perkataan Sayyidina Ali:

(3) Mereka pemilik negara (daulah islamiyah). Ini adalah kata kunci penting yang membuktikan kebenarannya. Hal ini jelas nyata terealisasi pada mereka, tidaklah mungkin dibuat-buat secara palsu oleh seorang pun sebelum 1400 tahun yang lalu.

(4) Mereka tidak menepati janji dan kesepakatan… Ini juga sesuatu yang pasti pada mereka. Dr. Al Mis'ari memiliki kajian terinci tentang kisah-kisah ingkar janji dan pembatalan kesepakatan sepihak mereka, bagaimana mereka menghabisi nyawa delegasi pihak lain dan juga para tamu… Memang sangat mengherankan sekali!

(5) Mereka mengajak kepada al haq sedangkan mereka bukan ahlinya. Ini juga terwujud pada mereka. Karena itu mereka menipu banyak orang sehingga mereka dianggap pemegang teguh agama. Pengenalan tentang sejatinya mereka sangat rapuh, karena manusia hanya mengikuti bayang-bayang mereka belaka.

(6) Nama-nama yang sering mereka sematkan adalah kunyah (dengan nama depan abu atau ummu) dan nisbah mereka mengguanakan nama tempat. Abu Fulan Al Baghdadi (Baghdad), atau fulan As Syisyani (Chechnya), Abu Fulan Al Libi(Libia). Ini juga terwujud pada mereka dan bukan hanya pada segelintir mereka saja.

(7) Rambut-rambut mereka terjulur seperti rambut para wanita... Ini juga aneh sekali. Sejarah membuktikan bahwa para sahabat dan Tabi'in tidak menggunakan gaya rambut seperti mereka. Panjang rambut para sahabat dan tabi'in radhiyallah anhum sedang-sedang saja, tersisir rapi seperti para bangsawan.

Demikianlah apa yang telah dikatakan oleh Sayyidina Ali tentang fenomena ISIS yang sekarang sudah terbukti, Penulis sama sekali tidak menambahi dan menguranginya dan tidak ada motif apapun atau membenci siapapun dalam penulisan ini.

Wallahul Muwaffiq Wal Haadi Ila Sawaa'issabiil


Terkirim dari Samsung Mobile

Raja Romawi Timur

#Sangat_Cukup_menarik_Sekali***

Debat Syaikh Abu Bakar Al Baqillani Dengan Raja Romawi Timur.                

ูƒุงู† ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ ุงู„ุจุงู‚ู„ุงู†ูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู…ู† ูƒุจุงุฑ ุนู„ู…ุงุก ุนุตุฑู‡, ูุงุฎุชุงุฑู‡ ู…ู„ูƒ ุงู„ุนุฑุงู‚ ูˆุฃุฑุณู„ู‡ ููŠ ุนุงู… 371 ู„ู„ู‡ุฌุฑุฉ ู„ู…ู†ุงุธุฑุฉ ุงู„ู†ุตุงุฑู‰ ููŠ ุงู„ู‚ุณุทู†ุทูŠู†ูŠุฉ ..

Syaikh Abu Bakr Al Baqillani rahimahullaah ta'aalaa adalah termasuk ulama besar di zamannya.
Pernah suatu masa, di tahun 371 H.,
raja Iraq mengutus Beliau ke Qostantinopel untuk meladeni debat kaum nasrani.

ุนู†ุฏู…ุง ุณู…ุน ู…ู„ูƒ ุงู„ุฑูˆู… ุจู‚ุฏูˆู… ุฃุจูŠ ุจูƒุฑ ุงู„ุจุงู‚ู„ุงู†ูŠ ุฃู…ุฑ ุญุงุดูŠุชู‡ ุฃู† ูŠُู‚َุตّุฑูˆุง ู…ู† ุทูˆู„ ุงู„ุจุงุจ ุจุญูŠุซ ูŠุถุทุฑ ุงู„ุจุงู‚ู„ุงู†ูŠ ุนู†ุฏ ุงู„ุฏุฎูˆู„ ุฅู„ู‰ ุฎูุถ ุฑุฃุณู‡ ูˆุฌุณุฏู‡ ูƒู‡ูŠุฆุฉ ุงู„ุฑูƒูˆุน ููŠุฐู„ّ ุฃู…ุงู… ู…ู„ูƒ ุงู„ุฑูˆู… ูˆุญุงุดูŠุชู‡ !

Tatkala mendengar akan kehadiran Syaikh Abu Bakr Al Baqillani,
raja Romawi Timur memerintahkan para punggawanya untuk memangkas pintu yang tinggi agar menjadi sangat pendek.
Tujuannya adalah agar tatkala Syaikh Abu Bakr masuk melewatinya, mau tidak mau ia menundukkan kepala dan tubuhnya seperti orang sedang membungkukkan diri sehingga tampak merendah di hadapan raja dan para punggawanya.

ู„ู…ุง ุญุถุฑ ุงู„ุจุงู‚ู„ุงู†ูŠ ุนุฑู ุงู„ุญูŠู„ุฉ ูุฃุฏุงุฑ ุฌุณู…ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฎู„ู ูˆุฑูƒุน ุซู… ุฏุฎู„ ู…ู† ุงู„ุจุงุจ ูˆู‡ูˆ ูŠู…ุดูŠ ู„ู„ูˆุฑุงุก ุฌุงุนู„ุงً ู‚ูุงู‡ ู„ู…ู„ูƒ ุงู„ุฑูˆู… ุจุฏู„ุงً ู…ู† ูˆุฌู‡ู‡ !

Namun, tatkala Al Baqillani hadir dan mengetahui rekayasa sang raja, Beliau pun membalikkan tubuhnya membelakangi pintu masuk dan membungkuk kemudian masuk seraya berjalan mundur menjadikan bagian belakang tubuhnya menghadap raja sebagai ganti wajahnya.

ู‡ู†ุง ุนู„ู… ุงู„ู…ู„ูƒ ุฃู†ู‡ ุฃู…ุงู… ุฏุงู‡ูŠุฉ !

Dari sini raja mengetahui bahwa Beliau seorang yang cerdas.

ุฏุฎู„ ุงู„ุจุงู‚ู„ุงู†ูŠ ูุญูŠุงู‡ู…، ุซู… ุงู„ุชูุช ุฅู„ู‰ ุงู„ุฑุงู‡ุจ ุงู„ุฃูƒุจุฑ ูˆู‚ุงู„ ู„ู‡ :ูƒูŠู ุญุงู„ูƒู… ูˆูƒูŠู ุงู„ุฃู‡ู„ ูˆุงู„ุฃูˆู„ุงุฏ؟"

Al Baqillani masuk dan memberikan ucapan sebagai bentuk penghormatan seorang tamu. Kemudian menoleh ke arah pendeta agung dan berkata:
"Bagaimana kabarmu, kabar istri dan anak-anakmu?"

ุบุถุจ ู…ู„ูƒ ุงู„ุฑูˆู… ูˆู‚ุงู„ :

ุฃู„ู… ุชุนู„ู… ุจุฃู† ุฑู‡ุจุงู†ู†ุง ู„ุง ูŠุชุฒูˆّุฌูˆู† ูˆู„ุง ูŠู†ุฌุจูˆู† ุงู„ุฃุทูุงู„؟؟!!!

Sang Raja Romawi murka dan berkata: "Tidakkah kau tahu bahwa para pendeta kami tidak menikah dan tidak punya anak??!!"

ูู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ : ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ !!!

ุชُู†َุฒّู‡ูˆู† ุฑู‡ุจุงู†ูƒู… ุนู† ุงู„ุฒูˆุงุฌ ูˆุงู„ุฅู†ุฌุงุจ ุซู… ุชุชู‡ู…ูˆู† ุฑุจูƒู… ุจุฃู†ู‡ ุชุฒูˆุฌ ู…ุฑูŠู… ูˆุฃู†ุฌุจ ุนูŠุณู‰ ؟؟؟!!!

Abu Bakar berkata Allahu Akbar!!!

Kalian menganggap suci para pendeta karena tidak menikah dan tak beranak, namun di sisi lain mencurigai tuhan kalian menikah dengan Maryam dan beranakkan Isa???!!!

ูุฒุงุฏ ุบุถุจ ุงู„ู…ู„ูƒ !!!

ุซู… ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ -ุจูƒู„ ูˆู‚ุงุญุฉ-:

ูู…ุง ู‚ูˆู„ูƒ ููŠู…ุง ูุนู„ุช ุนุงุฆุดุฉ ؟؟!!!

Sang raja pun bertambah murka.
Dan bertanya dengan niatan menghina:
"Apa argumenmu atas apa yang dilakukan 'Aisyah?"

ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ :

ุฅู† ูƒุงู†ุช ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง ู‚ุฏ ุฃุชู‡ู…ุช
(ุงุชู‡ู…ู‡ุง ุงู„ู…ู†ุงูู‚ูˆู† ูˆุงู„ุฑุงูุถุฉ) ูุฅู† ู…ุฑูŠู… ู‚ุฏ ุฃุชู‡ู…ุช ุฃูŠุถุง
(ุงุชู‡ู…ู‡ุง ุงู„ูŠู‡ูˆุฏ), ูˆูƒู„ุงู‡ู…ุง ุทุงู‡ุฑุฉ, ูˆู„ูƒู† ุนุงุฆุดุฉ ุชุฒูˆุฌุช ูˆู„ู… ุชู†ุฌุจ, ุฃู…ّุง ู…ุฑูŠู… ูู‚ุฏ ุฃู†ุฌุจุช ุจู„ุง ุฒูˆุงุฌ ! ูุฃูŠู‡ู…ุง ุชูƒูˆู† ุฃูˆู„ู‰ ุจุงู„ุชู‡ู…ุฉ ุงู„ุจุงุทู„ุฉ ูˆุญุงุดุงู‡ู…ุง ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ؟؟؟!!!

Abu Bakar menanggapi:
"Jika 'Aisyah radliyallaahu 'anha pernah dicurigai (oleh orang-orang munafiq dan kaum yahudi), maka Maryam pun pernah dicurigai (oleh kaum yahudi) sedang keduanya adalah wanita suci.
Hanya saja, 'Aisyah menikah dan tidak punya putra sedangkan Maryam mempunyai putra tanpa menikah.
Maka, manakah diantara keduanya yang lebih layak dicurigai dengan kecurigaan yg bathil ini?
Semoga Allaah menjauhkan dari kecurigaan yang jelek dan meridloi Beliau berdua".

ูุฌู† ุฌู†ูˆู† ุงู„ู…ู„ูƒ!

Sang raja bertambah gila

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ: "ู‡ู„ ูƒุงู† ู†ุจูŠูƒู… ูŠุบุฒูˆ؟!
ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ: "ู†ุนู…"

Raja bertanya:
"Apakah Nabimu pernah berperang?"
Abu Bakar Menjawab:
"Ya".

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ: "ูู‡ู„ ูƒุงู† ูŠู‚ุงุชู„ ููŠ ุงู„ู…ู‚ุฏู…ุฉ؟!"
ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ: "ู†ุนู…"

Raja bertanya:
"Apakah ia ikut berperang sebagai pemimpin?"
Abu Bakar menjawab:
"Ya".

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ: "ูู‡ู„ ูƒุงู† ูŠู†ุชุตุฑ؟!"
ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ: "ู†ุนู…"

Raja bertanya:
"Apakah ia pernah menang?"
Abu Bakar menjawab:
"Ya".

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ: "ูู‡ู„ ูƒุงู† ูŠُู‡ุฒَู…؟!"
ู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ: "ู†ุนู…"

Raja bertanya:
"Apakah ia pernah kalah?"
Abu Bakar menjawab:
"Ya".

ู‚ุงู„ ุงู„ู…ู„ูƒ: "ุนุฌูŠุจ ! ู†ุจูŠٌّ ูˆูŠُู‡ุฒّู… ؟؟؟!!!"
ูู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุจูƒุฑ: "ุฃุฅู„ู‡ ูˆูŠُุตู„َุจ؟؟؟!!!"

Raja berkata:
"Heran! Seorang Nabi kalah perang??!!
Abu Bakar menjawab:
"Masak tuhan disalib???!!!

ูَุจُู‡ِุชَ ุงู„ุฐูŠ ูƒูุฑ!!!

Maka, terdiamlah orang kafir itu
(sang raja qostantinepel)

Subhanallah Share ke semua teman-temanmu..

#Habib_Muhammad_Ahmad_Alhabsyi


Terkirim dari Samsung Mobile

Wednesday, January 13, 2016

Bahagia

๐Ÿ‘†๐Ÿผ๐Ÿ‘†๐Ÿผ๐Ÿ‘†๐Ÿผ
Bahagia Menurut Rasulullah SAW

Oleh : Ali Akbar bin Aqil

Setiap orang pasti ingin bahagia. Sayangnya, sebagian orang menilai kebahagiaan terletak pada harta dan materi. Artinya seseorang memandang dirinya dan dipandang oleh orang lain sebagai orang yang bahagia kalau memiliki harta melimpah, deretan mobil, hamparan tanah yang luas dan seabrek fasilitas dunia lainnya.

Rasulullah SAW memiliki kriteria tersendiri untuk menilai apakah seseorang masuk sebagai golongan yang bahagia atau tidak. Beliau berpandangan bahwa bahagia itu bukan sebuah kondisi tapi pilihan. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang bahagia meski pun kita bukan termasuk orang yang kaya.

Rasul membahasakan bahagia dengan kata  thuba yang berarti beruntung, bahagia, dan sukses. Dari kata thuba inilah kita bisa menemukan jejak-jejak orang yang bahagia untuk kita jadikan sebagai evaluasi diri apakah diri kita sudah termasuk di dalamnya atau belum.

Pertama, orang yang bahagia adalah orang yang asing dalam kesalehan. Nabi Muhammad SAW bersabda, Beruntunglah orang yang asing. Sahabat bertanya, Siapakah orang-orang asing itu? Nabi menjawab, "Orang asing (yang beruntung itu) adalah orang-orang shalih yang berada di tengah masyarakat yang banyak melakukan keburukan, yang melakukan kemaksiatan lebih banyak daripada yang melakukan ketaatan."

Inilah kriteria orang bahagia menurut Nabi SAW. Yakni orang yang tetap istiqamah mengerjakan kebajikan, meski di sekelilingnya lebih pro kepada keburukan. Orang asing seperti ini tidak ambil pusing dan peduli, apakah ia dinilai negatif atau positif oleh orang-orang yang hanyut dalam sungai kemaksiatan. Yang ia pedulikan adalah meraih ridha Allah SWT. Ia tidak ikut hanyut ke dalam arus keburukan yang sedang mengaliri kehidupan di suatu zaman.

Orang yang asing dalam kesalehan selalu berupya memiliki pendirian yang kuat, tidak berubah-ubah layaknya bunglon yang berubah kulit pada masa tertentu. Pagi dan sore, siang dan malam, ia tetap konsisten dalam mengabdi kepada Allah sembari terus berusaha memperbaiki diri dan orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kedua, Orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW meski tidak menjumpainya. Jumlah manusia yang beriman kepada Rasul dan semasa dengan beliau tidak sebanding dengan jumlah umat Islam yang hidup sepeninggalnya. Jarak waktu yang begitu panjang telah memisahkan antara kehidupan kita dengan masa Rasul. Di sinilah letak keistimewaannya. Meski tidak berjumpa secara langsung namun tetap beriman terhadap risalah yang disampaikan oleh Nabi. Orang-orang ini masuk dalam golongan kaum yang beruntung. Seperti sabda Rasul SAW, "Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku dan berbahagialah dan (beruntunglah) orang yang tidak melihatku dan beriman kepadaku (7x menyebut)." (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, kita harus mati-matian mempertahankan iman dalam hati kita sampai akhir hayat. Godaan dan tantangan di depan semakin kuat dan keras. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan umur kita berakhir dalam keadaan iman, dalam keadaan husnul khatimah.

Ketiga, orang yang beramal berdasar ilmu. Kita pernah bahkan sering mendengar ungkapan yang artinya, Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Ilmu , sedikit atau banyak, yang sudah kita raih harus kita amalkan. Mengamalkan suatu perbuatan harus didasari ilmu agar tahu mana yang benar dan yang salah. Imam Bukhari pernah berkata, "Ilmu sebelum beramal dan berucap." Ucapan ini menunjukkan pentingnya ilmu sebagai dasar dalam melakukan suatu tindakan.

Oleh karenanya, menjadi sangat penting untuk mengamalkan ilmu dan mengamalkan sesuatu berdasarkan ilmu. Rasul SAW bersabda, "Berbahagialah orang yang beramal dengan ilmunya." (HR. Bukhari)

Keempat,  Orang yang ikhlas. Ikhlas artinya bersih, suci, murni. Orang yang ikhlas (mukhlis) adalah orang yang melakukan amal kebaikan karena Allah (Lillaahi ta`ala), tanpa embel-embel, tanpa mengharap imbalan, pujian, dan penghargaan dari selain-Nya. Beramal dengan ikhlas tidak akan membuat seseorang mabuk kepayang oleh pujian pun juga tidak melemah karena hardikan dan cacian dari manusia.

Orang yang ikhlas dikategorikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang beruntung, orang yang sukses, orang yang berhasil. Sabda beliau, "Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, mereka adalah pelita-pelita hidayah yang dari mereka setiap fitnah yang gelap menjadi terang." (HR. Abu Nu`aim).

Kelima,  Orang yang mampu menahan lidahnya. Ada bunyi pepatah, Lidahmu Harimaumu yang pas menggambarkan betapa besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh lisan. Ucapan yang terlontar dari lisan tidak lagi bisa ditarik. Ucapan itu menjadi catatan dalam kehidupan seseorang.

Lidah memang bentuknya kecil namun akibat yang ditimbulkan begitu besar, lebih besar dari bentuk lidah itu sendiri. Karenanya, Rasul memerintahkan kepada kita untuk berkata baik. Kalau kita tidak mampu, maka diam adalah pilihan terbaik. Di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini, sangat penting untuk mengendalikan ucapan. Tidak melapas dan melempar ucapan dengan begitu mudah. Perhatikan dan lihat baik-baik apakah pada ucapan yang akan kita sampaikan, mengandung manfaat atau sebaliknya. Jika bermanfaat, sampaikanlah. Jika tidak, tahan dan ini jauh lebih selamat.

Siapa yang mampu mengendalikan lidahnya ia akan tergolong sebagai orang yang beruntug. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berbahagialah orang yang dapat menahan lidahnya... "(HR. Baihaqi)

Keenam, Orang yang banyak beristighfar. Beristighfar berasal dari bahasa arab: istaghfara, yastaghfiru, istighfaaran. Artinya memohon ampunan atas segala perbutan dosa kepada Allah SWT. Beristighfar adalah bentuk pertaubatan seseorang atas segala noda dosa dan kesalahan yang ia lakukan.

Setiap hari, Rasul beristighfar kepada Allah tidak kurang 100 kali. Padahal, beliau sudah diampuni oleh Allah. Namun, beliau tahu diri dan tetap mengharap ampunan Allah yang tidak terbatas. Selama hayat masih dikandung badan, selama nyawa masih belum sampai di kerongkongan, permohonan ampun seorang hamba tidak akan diabaikan oleh Allah SWT. Allah Maha Pengampun atas segala dosa, dosa besar atau kecil.

Semakin banyak memohon ampun semakin besar kesempatan menjadi orang yang bahagia, secara lahir maupun batin. Rasul SAW bersabda, "Berbahagialah orang yang dalam catatan amalnya terdapat banyak istighfar." (HR. Ibnu Majah).

Ketujuh, Orang yang Hidup Sederhana. Hidup sederhana tidak berarti membeci harta dan lari dari kekayaan. Dalam Islam, harta bukan menjadi tujuan tapi perantara untuk memuluskan langkah kehidupan dalam mengabdi kepada Allah. Titik tekannya adalah bagaimana menjalani kehidupan di dunia yang sementara dengan tidak sombong, boros dan berlebih-lebihan.


Hidup sederhana adalah hidup yang bersahaja. Memuji Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Tidak mengeluh dan putus asa atas apa yang belum didapatkan dari keinginan. Bersyukur kepada Allah merupakan kunci orang yang ingin hidup sederhana. Menurut Nabi SAW, Orang kaya bukanlah orang banyak harta. Demikian orang miskin bukanlah orang yang tidak berharta. Orang kaya adalah orang yang hatinya diisi dengan rasa syukur. Orang miskin adalah orang yang sempit jiwanya karena tidak memiliki rasa syukur.

"Berbahagialah orang yang hidup sederhana, bersahaja, pandai mensyukuri nikmat Allah, sedikit atau banyak. Berbahagialah orang yang diberi petunjuk kepada Islam, hidupnya sederhana, dan ia rela atasnya." (HR. Turmudzi).

Kedelapan, Orang yang Panjang Umur dan Beramal Baik. Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata dalam Kitabul Hikam, "Sesungguhnya modalmu hanyalah umur. Maka isilah ia dengan perbuatan terpuji dan kemuliaan amal shalih."

Ada tiga golongan manusia dalam mengisi umurnya. Pertama, Orang yang diberi umur (modal) yang ia manfaatkan dengan berhati-hati. Ia sadar benar bahwa modal ini hanya sementara maka ia gunakan sebagai sarana melakukan amal shalih. Inilah orang yang akan memeroleh keuntungan.

Kedua, orang yang malas dalam menjalankan dan memanfaatkan modalnya. Ia mendiamkan modalnya begitu saja. Tidak memanfaatkannya sebagaimana mestinya sehingga ia menjadi orang yang rugi, tanpa memeroleh manfaat.

Ketiga, golongan yang gemar menghambur-hamburkan modalnya. Baginya, modal hanya diperuntukkan untuk kepuasaan dan kesenangan. Dalam pandangannya, modal umur hanya bermanfaat jika digunakan untuk hal-hal yang mengasyikkan hingga menyeretnya kepada kerugian yang besar.

Rasul SAW menyampaikan, "Berbahagialah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya." (HR. Thabrani).

Kesembilan, Orang yang Menangisi Kesalahan yang Dilakukannya. Siapakah manusia yang bebas dari kesalahan? Tidak satu orang pun yang lepas dari jerat-jerat kesalahan dan kekhilafan. Disengaja atau tidak, manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Dua sifat ini selalu berada pada diri manusia. Tinggal bagaimana seseorang berhati-hati agar tidak jatuh dalam kesalahan dan segera bertaubat sembari menangisi kesalahan yang sudah ia lakukan.

Seorang ulama, Syaqiq Al-Balakhi pernah berkata, "Tanda taubat adalah menangisi perbuatan dosa di masa lalu, takut terjatuh ke dalam perbuatan dosa, meninggalkan teman-teman yang buruk, dan selalu membersamai orang-orang shalih."

Menangisi kesalahan termasuk tanda kebahagiaan. Rasul SAW bersabda, "Berbahagialah orang yang menangisi kesalahannya." (HR. Thabrani).

Kesepuluh, Orang yang Sibuk dengan Aib Sendiri. `Aib adalah bentuk masdar dari kata kerja `Aaba, Ya`iibu, `Aib artinya cacat, cela, rusak, buruk, salah, dan lemah. Sayidina Umar bin Khattab RA. pernah berdoa, "Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan aib-aibku kepadaku." Ketika Salman mengunjunginya, beliau berkata, "Coba sebutkan perilakuku yang tidak kausukai." Salman menolak dengan halus, namun beliau terus mendesak. Akhirnya Salman berkata, "Kudengar kaumakan dengan dua lauk, dan memiliki dua pakaian, satu kaukenakan di siang hari dan satu lagi kaukenakan di malam hari."

"Selain itu, adakah hal lain yang tidak kausukai?", Tanya sahabat Umar lebih lanjut. "Tidak." "Sesunguhnya dua perbuatan yang kausebutkan tadi telah kutinggalkan, ucap beliau."

Di waktu lain, beliau juga pernah bertanya kepada Hudzaifah, "Engkau adalah Shahibus Sirri (orang yang mengetahui berbagai rahasia) Rasulullah saw yang dapat mengenali orang munafik. Apakah kaumelihat tanda-tanda kemunafikan pada diriku?"

Kisah Sayidina Umar menjadi pelajaran berharga tentang sikap seorang arif dan bijaksana dalam mengenali serta menyadari kekurangan pada diri sendiri. Sebuah sikap yang menggambarkan betapa beliau sibuk dengan kecacatan dan kelemahan diri, tanpa melihat kecacatan dan cela pada diri orang lain.

Sikap ini harus menjadi alur kehidupan kita sehari-hari. Jangan sampai kita menjadi seperti bunyi peribahasa, Kuman di seberang lautan, tampak. Sementara gajah di pelupuk mata tidak tampak. Contoh nyata dari sikap sibuk dengan aib sendiri, antara lain, meninggalkan tayangan infotaiment yang mengumbar aib orang lain, terkait perselingkuhan, perceraian, pengkhianatan dan sebagainya. Siapa yang sibuk dengan aibnya sendiri dan tidak melihat aib pada diri orang lain adalah sikap orang yang bahagia. "Berbahagialah orang yang disibukkan oleh aib sendiri daripada menyibukkan diri dengan aib orang lain," sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Dailami.

Kesebelas, Orang yang Rendah Hati. Sikap rendah hati adalah lawan sikap takabbur (sombong). Sombong merupakan sikap tercela, sementara rendah hati adalah sikap terpuji. Rendah hati yang dalam bahasa arab disebut tawadhu`  menjadi hiasan para salafus shalih. Mereka bersikap baik kepada siapa saja, baik kepada orang kaya atau miskin.

Sikap tawadhu`  itu tercermin, salah satunya pada diri Sayidina Hasan putra Ali bin Abi Thalib. Suatu saat beliau menaiki kuda lalu melewati sekelompok orang miskin yang akan makan. Beliau diundang tiba-tiba. Diajak untuk makan bersama yang tentunya dengan sangat sederhana. Tanpa banyak pikir lagi, Sayidina Hasan langsung memenuhi undangan mereka tanpa memandang status sosialnya.

Usai makan, beliau mengundang orang-orang miskin datang ke rumahnya pada keesokan hari. Keesokan harinya, beliau menjamu orang-orang miskin ini dengan jamuan yang sangat lezat sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.

Setali tiga uang, Umar bin Abdul Aziz yang kala itu telah menjadi Amirul Mukminin pernah suatu malam didatangi seorang tamu.  Saat itu beliau sedang menulis sesuatu. Lampu minyak yang beliau gunakan sebagai penerang nyaris meredup. Si tamu berkata, "Izinkan saya untuk memperbaikinya."

Umar berkata, "Tidaklah termasuk dari kemuliaan seseorang jika ia membiarkan tamunya bekerja membantu." "Kalau begitu, saya panggilkan pembantu saja." Jawab Umar, "Jangan engkau bangunkan. Ia sedang tidur setelah lama tidak beristirahat."

Kata tamu, "Berarti, engkau sendiri yang akan mengerjakannya, wahai Amirul Mukminin?" Umar mengatakan, "Ketika aku keluar rumah, aku adalah Umar. Ketika aku kembali ke rumah, aku juga tetap Umar seperti ini. Tidak ada sesuatu pun yang berkurang dari diriku. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bersikap rendah diri di hadapan Allah."

Berbahagialah orang yang bersikap rendah hati. Rasul SAW bersabda, "Berbahagialah orang yang rendah hati bukan karena kekurangan.." (HR. Bukhari).

Itulah golongan orang-orang yang beruntung. Mereka terdiri dari berbagai kalangan sesuai amal perbuatannya. Bahagia atau tidak, beruntung atau tidak, tidak diukur dari harta, tahta, dan jabatan serta seabrek aksesoris materi yang nisbi. Orang-orang yang bahagia, pada intinya, orang-orang yang dekat kepada Allah SWT.


Terkirim dari Samsung Mobile